Rabu, 15 Mei 2013

HUJAN OROGRAFIS, FRONTAL, DAN ZENITHAL


  1. Hujan Orografis
yaitu hujan yang terjadi karena udara yang mengandung uap air di paksa oleh angin untuk menaiki pegunungan yang suhunya semakin tinggi seiring bertambahnya ketinggian.Hal ini mengakibatkan terjadinya kondensasi, terbentuk awan, dan hujan pada sisi lereng pegunungan tersebut.Hujan ini disebut hujan orografis. Angin yang mendorong hujan terus bergerak menuruni lereng di sebelahnya tanpa mengandung uap air. Angin tersebut bersifat kering dan sering disebut sebagai angin fohn. Daerah terjadinya angin fohn disebut daerah bayangan hujan.


  1. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang disebabkan oleh bertemunya angin musim panas yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu rendah sehingga menyebabkan pengembunan di udara yang pada akhirnya menurunkan hujan.


  1. Hujan Zenithal
Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5o LU - 23,5o LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun..

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA BESERTA SUHU

Tanah merupakan unsur Bumi yang sangat penting untuk kehidupan di muka Bumi. Jenis tanah antara daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki perbedaan. Perbendaan jenis tanah disebabkan oleh perbedaan batuan induk, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, relief, dan tumbuhan penutup tanah. Bahan induk tanah berasal dari batuan yang telah lapuk. Bahan induk itulah yang membentuk jenis tanah. Jenis tanah yang ada di Indonesia di antaranya berikut ini :
1.                   Tanah Vulkanik.
Tanah vulkanik adalah tanah hasil dari pelapukan abu vulkanik dan abu. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan  bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur. Oleh karena itu, banyak daerah pertanian di usahakan di daerah vulkanis. Dan dapat disimpilkan tanah ini bersuhu sedang. Tanah vulkanik terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a.                   Regosol.
Tanah regosol memiliki ciri-ciri seperti berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, dan memiliki kadar bahan organik yang rendah. Tanah regosol banyak terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Tanah regosol cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan. Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
b.                   Latosol.
Tanah latosol bercirikan warna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah latosol banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa, Bali, Minahasa, dan Papua. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan. Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
2.                   Tanah Aluvium.
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di daerah-daerah dataran rendah. Tanah aluvium bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah aluvium terdapat di Sumatra sebelah timur, Jawa bagian utara, Kalimantan sebelah barat dan selatan, serta Papua sebelah utara dan selatan. Tanah aluvium cocok bagi tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa dan buah-buahan. Sehingga dapat saya simpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
3.                   Tanah Organosol.
Tanah organosol terdiri dari tanah humus dan tanah gambut.
a.                   Tanah Humus.
Tanah humus adalah tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki warna kecoklatan dan banyak terdapat di Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tanah humus cocok untuk tanaman kelapa, nanas dan padi. Dan dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.

b.                   Tanah Gambut.
Tanah gambut adalah tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna dari tumbuhan di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa-rawa. Karena kekurangan unsur hara dan peredaran udara di dalamnya tidak lancar, proses penghancuran tanah ridak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Dan dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.
4.                   Tanah Laterit.
Tanah laterit adalah tanah yang bersuhu tinggi. Tanah laterit adalah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus. Berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah laterit memiliki warna kekuning-kuningan sampai merah. Tanah laterit banyak terdapat di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara. Tanah laterik baik untuk kelapa dan jambu mete.
5.                   Tanah Podzol.
Tanah podzol terbentuk karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah podzol bercirikan kandungan unsur haranya yang sangat miskin dan tidak subur. Warna tanah podzol mulai dari merah sampai kuning. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah podzol menjadi subur. Tanah podzol banyak terdapat di daerah pegunungan tinggi di Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sehingga dapat ditarik sebuah pernyataan bahwa tanah podzol bersuhu rendah.
6.                   Tanah Litosol.
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru terbentuk sehingga butirannya besar. Tanah litosol bercirikan tanahnya miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol banyak terdapat di Pulau Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku bagian selatan, dan Papua. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok untuk pohon-pohon besar di hutan. Karena mineral tanah ini masih berbentuk butiran dan dapat disimpulkan bersuhu rendah.
7.                   Tanah Kapur.
Tanah kapur adalah hasil dari pembentukan dari pelapukan batuan gamping. Sebagian besar tanah kapur bersuhu tinggi karena tanah ini menyerap panas. Tanah kapur terdiri dari dua jenis yaitu :
a.                   Mediteran.
Tanah mediteran adalah tanah hasil pembentukan batu kapur keras dan batuan sedimen. Tanah mediteran memiliki warna merah samapai coklat. Tanah mediteran ini tergolong bersuhu tinggi karena banyak menyerap panas mentari. Tanah mediteran banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara. Tanah mediteran walaupun kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, tembakau, jati dan jambu mete.
b.                   Renzina.
Tanah renzina adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Tanah renzina memiliki warna hitam dan miskin unsur hara. Tanah ini juga tergolong bersuhu tinggi. Tanah renzina banyak terdapat di daerah  bergamping seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta.
8.                   Tanah Pasir.
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk daerah pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Bisa kita simpulkan tanah ini merupakan tanah yang bersuhu tinggi.

9.                   Tanah Mergel.
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan pasir, kapur dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Taah mergel subur dan banyak terdapat di releng pegunungan dan dataran rendah. Maka dapat kita lihat tanah ini merupkan tanah suhunya tinggi.
10.               Tanah Padas.
Tanah padas adalah tanah yang amat padat karena mineral di dalamnya telah dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah di sebelah atasnya.


11.               Tanah Endapan.
Tanah endapan adalah tanah yang terjadi karena pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan dan pada umumnya merupakan tanah yang subur.
12.               Tanah Terrarosa.
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari batuan kapur. Tanah ini terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur.
Dilihat dari segi kesuburannya, tanah dibedakan atas tanah muda, tua dan tanah mati.

a.                   Tanah Muda.
Tanahnya banyak mengandung  zat makanan ( unsur haranya sangat baik ), udara dan air di dalamnya masih tetap terjaga. Tanah tersebut dalam keadaan gembur yang butirannya tidak teralu besar. Tanah ini banyak dijumpai di lereng gunung dan di sepanjang aliran sungai (DAS ), serta berwarna abu-abu.

b.                   Tanah Tua.
Tanah ini memiliki cukup makanan tetapi tidak segembur tanah muda, karena sering dipakai untuk berbagai jenis usaha pertanian dan perkebunan, sehingga bunga tanahnya atau kandungan zat makanan seperti unsur hara menjadi berkurang. Dan tanah ini mengalami erosi. Tanah ini padat dan berubah warna yang tadinya abu-abu menjadi coklat keabu-abuan.

Jumat, 10 Mei 2013

TATA NAMA SENYAWA KIMIA MENURUT IUPAC

Semakin banyaknya senyawa baru yang ditemukan,diperlukan suatu aturan penamaan yang berlaku internasional. Lembaga yang berwenang untuk merumuskan tata nama senyawa secara international adalah The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
Dalam ilmu kimia, beberapa unsur dapat mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi. Oleh karena itu diperlukan suatu tata nama yang menyertakan bilangan oksidasi dari unsur dalam senyawanya. Tata nama demikian dikembangkan oleh ahli kimia jerman Alferd stock dan kemudian dikenal sebagai sistem stock . dalam sistem ini, bilangan oksidasi menyatakan dengan angka romawi I,II,III,.........yang ditulis setelah nama unsur /ionnya tanpa diberi spasi 

Tata nama IUPAC menggunakan sistem stock untuk senyawa biner dari logam dan non logam. Sistem stock juga digunakan dalam tata nama senyawa lainnya , yakni senyawa biner dari non-logam dan non-logam senyawa yang mengandung ion poliatom dan senyawa asam. Senyawa umum,tata nama IUPAC berdasarkan sistem stock dinyatakan sebagai berikut :

A.Penamaan senyawa biner yang terdiri atas unsur logam
  1. Penamaan unsur logam yang memiliki satu jenis biloks
  
 Untuk penamaan, dapat dituliskan dengan rumus :
nama logam + nama unsur nonlogam + akhiran ‘ida’.
Contoh : 
KCl = Kalium klorida
MgF2 = Magnesium fluorida
KO = Kalium oksida

  2. Penamaan unsur logam yang mempunyai lebih dari satu biloks.
 Untuk penamaan, dapat dituliskan dengan rumus :
nama unsur logam (biloks tulis dengan angka romawi) + nama unsur nonlogam + akhiran 'ida'. 
note :Penamaan dengan sistem akhiran ‘O’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran ‘i’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Contoh :
CrCl2 = Kromium (II) klorida Kromo klorida
CrCl3 = Kromium (III) klorida Kromi klorida
Pb2O = Plumbum (I) oksida Plumbo oksida
PbO = Plumbum (U) oksida Plumbi oksida
B. Penamaan senyawa biner yang terdiri atas unsur nonlogam dan non logam.

  1. Penamaan unsur bukan logam yang memiliki satu jenis biloks.
Untuk penamaan, dapat dituliskan dengan rumus :
nama unsur nonlogam + nama unsur nonlogam + akhiran 'ida'.
Contoh :
H2S = Hidrogen sulfida
HBr = Hidrogen bromida
  2. Penamaan unsur nonlogam yang punya lebih dari satu biloks.
Untuk penamaan, dapat dituliskan dengan rumus :
nama unsur nonlogam (biloks tulis dengan angka romawi)+ nama unsur nonlogam + akhiran 'ida'.
  3. Penamaan dengan menyebutkan jumlah atom yg diikat.
Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan mempergunakan
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
11 = undeka
12 = dodeka
Contoh :
S02 : belerang dioksida  
atau berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida
SO,belerang trioksida  
atau berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida
  
C.Senyawa yang mengandung ion poliatom 
Tata nama senyawa ini tidak begitu baku. Berikut adalah petunjuk yang dapat digunakan
jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi maka beri angka romawi setelah nama kation 
Rumus Kimia Nama Senyawa Menurut Sistem Stock 
Mn(SO3)2 = Mangan ( IV ) sulfit
PbSO4 = Timbal(II)sulfat
CuCl3 = Tembaga(1I) klorat
Cr(ClO4)2 = Kromium (III)perklorat 

jika kation hanya mempunyai satu bilangan oksidasi maka sertakan bilangan oksidasi dari unsur di tengah dalam ion poliatom setelah nama ionnya 

Rumus Kimia Nama Senyawa Nama Senyawa Menurut Sistem Stock 
Na2SO3 = Natrium sulfit N atrium sulfat (IV) 
Na2SO4 = Natrium sulfat Natrium sulfat (VI) 
NaClO = Natrium hiplokorit Natrium klorat (I) 
NaClO2 = Natrium klorit Natrium klorat(III) 
NaClO3 = Natrium klorat Natrium klorat(V) 
NaClO4 = Natrium perklorat Natrium klorat(VII) 
KMnO4 = Kalium permanganat Kalium manganat (VI) 
K2MnO = Kalium manganat Kalium manganat (VII)
K2CrO4 = Kalium kromat Kalium kromat (VI) 
K2Cr2O7 = Kalium dikromat Kalium dikromat(VI)

4.Senyawa Asam 
Jika senyawa asam mengandung ion poliatom ,beri angka romawi untuk unsur dalam ion yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi 

Rumus Kimia Nama Senyawa Nama Senyawa Menurut Sistem Stock 
HCl = Asam klorida Asam klorida
HClO = Asam hipoklorit Asam klorat ( I )
HClO2 = Asam klorit Asam klorat(III)
HClO3 = Asam klorat Asam klorat(V)
HClO4 = Asam perklorat Asam klorat(VII)
sekian posting saya, semoga dapat membantu kehidupan anda di masa depan....
Khusus bagi teman-teman Tendos semoga bisa membantu sebagai referensi buat ulangan kimia nanti..
Daftar Pustaka :
Wismono, jaka. 2007. KIMIA dan Kecakapan Hidup, Ganeca.

Sabtu, 04 Mei 2013

ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Drs. Moh. Ali
Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik-dua.

2. Prof. Dr. H. Kern
Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.

3. Willem Smith
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia

4. Prof. Dr. Sangkot Marzuki 
Menyatakan bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia dataran Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia saat ini. Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.

5. Van Heine Geldern
Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.

6. Prof. Mohammad Yamin 
Yamin menentang teori-teori di atas. Ia menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lainnya di Asia, misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia Tenggara).

7. Prof. Dr. Krom
Menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena di daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke kawasan Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM.

8. Dr. Brandes 
Berpendapat bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki persamaan dengan bangsa-bangsa yang bermukim di daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa di Taiwan, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu Jawa, Bali; sebelah timur hingga ke tepi pantai bata Amerika. Brandes melakukan penelitian ini berdasarkan perbandingan bahasa.

9. Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.

10. Max Muller
Berpendapat lebih spesifik, yaitu bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia Tenggara. Namun, alasan Muller tak didukung oleh alasan yang jelas.

11. Mayundar
Berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, lalu menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik. Teori Mayundar ini didukung oleh penelitiannya bahwa bahasa Austria merupakan bahasa Muda di India bagian timur.

12. Mens
Berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Mongol yang terdesak oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat, sehingga mereka terdesak ke selatan termasuk kawasan Indonesia. 

13. Sultan Takdir Alisyahbana
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berasal dari melayu karena berdasarkan rumpun bahasa yang memiliki kesamaan.

14. Gorys Kraf
Indonesia kebudayaannya lebih tinggi dari kebudayaan wilayah sekitarnya, yang berarti induknya berasal dari Indonesia.

15. Harry Truman Simandjutak
Bahwa bahasa yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari Bahasa Austronesia yang induknya ada di Pulau Formosa, Taiwan.


KESIMPULAN TENTANG ASAL-USUL BANGSA INDONESIA
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Pendapat yang didasarkan pada penemuan-penemuan fosil dan artefak bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan kemudian menyebar ke Asia lainnya Pendapat ini di dukung oleh penemuan fosil di Cina yang kemudian disebut dengan Sinanthropus Pekeninsis   yang diperkirakan hidup sezaman dengan Pithecanthropus Erectus Indonesia. Di wilayah Asia lainnya belum berhasil ditemukan fosil manusia purba.


2.    Bahwa penduduk yang mendiami daerah kepulauan Indonesia diperkirakan dari daratan Asia. Melaui jejak sejarah yang diteliti ,bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Yunan  selatan kemudian menyebar kearah selatan hingga sampai ke Indonesia.

3.    Bahwa masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu,bangsa ini merupakan nenek moyang bangsa Indonesia,yang terdiri dari 2 rumpun, yaitu :
             

a.   Bangsa Proto Melayu (melayu tua) bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan / route,yaitu :

                     Jalan Barat  :melalui semenanjung Melayu,terus ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

                     Jalan Timur  :melalui Filipina terus ke Sulawesi selanjutnya keseluruh Indonesia Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih ada sampai sekarang : Suku bangsa Dayak,Toraja,Batak dan Papua .


b.   Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda) Memasuki  wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalur barat : dari semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar keseluruh Indonesia,keturunan bangsa Indonesia yang masih  ada sampai sekarang diantaranya adalah : suku bangsa Jawa,Bugis,Minang dan Melayu


masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu, yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia, yang terdiri dari 2 rumpun,yaitu :

1)    Bangsa Proto Melayu    (Melayu tua)
2).   Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda)